JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK & Aksi Nyata "6 Warna Topi"









Fasilitator

Bapak Nur Muhammad



Pengajar Praktik

Ibu Umriyah 





Abdulloh

SMPN 1 Blega

Calon Guru Penggerak Angkatan 7 

Kabupaten Bangkalan




Jurna kali ini menggunakan Model 

Six Thinking Hats (Teknik 6 Topi)

Model Six Thinking Hats diperkenalkan oleh Edward de Bono pada tahun 1985. Model ini melatih kita melihat satu topik dari berbagai sudut pandang, yang disimbolkan dengan enam warna topi. Setiap topi mewakili cara berpikir yang berbeda; beberapa di antaranya terkadang mendominasi cara kita berpikir. Karena itu, dengan semakin sering melatih keenam “topi”, kita akan dapat mengambil refleksi yang lebih mendalam. Keenam topi dalam jurnal refleksi "VISI GURU PENGGERAK"




1) Topi putih: tuliskan informasi sebanyak-banyaknya terkait pengalaman yang terjadi. Informasi ini harus berupa fakta; bukan opini.

Banyak sekali informasi yang saya dapatkan mulai dari :

  • Mencoba membuat visi kedepan dengan metode BAGJA
  • Dibaginya 2 kelompok untuk pertama kalinya, 1 kelompo berisi 7 anggota
  • Pertama kali menjadi pembawa acara meski kondisi belum fit


  • Pertama kali instruktur dalam keadaan ruang tidak kondusif
  • Pertama belajar membuat visi
  • Pertama membuat jurnal refleksi dengan metode ini
  • Diskusi kelompo yang seru (klik disini)
  • Memaksimalkan SDM untuk visi
  • Memaksimalkan SDA sekitar sekolah untuk visi
  • Membuat gambaran siswa dimasa depan


  • Tayangan Presentasi sebagai berikut :



2) Topi merah: gambarkan perasaan Anda terkait dengan topik yang sedang dibahas, misalnya perasaan saat mempelajari materi baru atau saat menjalankan diskusi kelompok.

Diskusi kelompok sangat seru sekali karena banyaknya anggota yaitu dengan jumlah 7 orang dimasing-masing kelompok. Jangankan diskusi antar kelompok, diskusi dalam kelompok saja sangat seru sekali.

Berikut link keseruan diskusi antar kelompok (KLIK DISINI)

Menjadi pengalaman yang luar biasa dengan belajar materi baru untuk membuat Visi apa lagi dengan pendekatan BAGJA.

Perasaan sangat terganggu danemecah konsentrasi saat pemaparan instruktur karena latar yang agak kurang kondusif.

Perasaan mendalam saat mengaitkan visi, pelajar pancasila dan kondisi sekolah yang berbeda.

Perasaan sangat bangga dan berharap gambaran saya tentang murid dimasa depan akan sukses dan bahagia.

Merasa bahwa aset terbesar sekolah bukan perangkat IT dll namun adalah sumber daya manusia dan alam sekitar.

Tampilan hasil BAGJA secara pribadi




3) Topi kuning: tuliskan hal-hal positif yang terkait dengan topik tersebut.

  • Belajar membuat visi
  • Lebih percaya diri menjadi modurator sekaligus pembawa acara
  • Berusaha untuk mencari tempat yang tenang agar saat gmeet dimulai tidak ada suara latar yang membuat suasanak tidak kondusif
  • Belajar menyatukan visi dari banyak pandangan dan pendapat yang ada
  • Berkolaborasi untuk mewujudkannya dalam BAGJA
  • Beda sekolah beda potensi untuk dijadikan sebagai aset yang bisa dimaksimalkan dan dijadikan rujukan pembuatan visi
  • Memikirkan masa depan siswa





4) Topi hitam: tuliskan kendala, hambatan, atau risiko dari tindakan/peristiwa yang sedang dibahas.

  • Menyamakan visi dari semua visi yang disajikan
  • Suasana bising sangat tidak kondusif harusnya lebih dipersiapkan lagi agar menjaga suasana tercipta nyaman.
  • Kurang tepat dalam membuat BAGJA maka akan terjadi dispersepsi pemahaman dan pencapaian dalam aksi nantinya
  • Butuh banyak waktu untuk membuat visi yang terbaik untuk dipakai di sekolah masing masing
  • Saat menggambarkan siswa dimasa depan saya awalnya susah untuk mengimajinasikan gambarnya dalam CANVA








5) Topi hijau: jabarkan ide-ide yang muncul setelah mengalami peristiwa tersebut.

  • Membuat visi yang sudah mencerminkan profil pelajar pancasila namun tidak langsung memakai kata tersebut, jadi memakai kata yang juga bisa mewakili kata profil pelajar pancasila
  • Mendata aset SDM dan aset alam sekitar sekolah untuk menunjang keterlaksanaan visi yang pas untuk sekolah
  • Mengusahakan gmeet ditempat yang tenang
  • Berdiskusi lanjutkan via WA kalau ada unek-unek yang masih terganjal agar mendapatkan pencerahan
  • Memaksimalkan BAGJA untuk dinyatakan dalam pembuatan visi sekolah dimasa yang akan datang
  • Saat menggambarkan murid dimasa depan saat tersadar bahwa pembelajaran saya saat ini akan dibawa mereka ke masa depan jadi saya harus brilian untuk menyusun kegiatan pembelajaran agar mengesankan dan menyenangkan





6) Topi biru: tarik kesimpulan dari peristiwa yang terjadi, atau ambil keputusan setelah mempertimbangkan kelima sudut pandang lainnya. Bandingkan dengan tujuan yang telahd itetapkan sebelumnya.

Bismillah, Alhamdulillah kesimpulan yang pertama adalah pentingnya kondisi yang tenang untuk berfikir dan berdiskusi karena ini tercapai makan poin kebaikan lainya akan tumbuh. Ide baru akan datang dan kolaborasipun akan menjadi menyenangkan.

Berikutnya adalah visi yang terbaik adalah visi yang sangat dekat keterkaitannya dengan kondisi sekolah yang ada. Mengapa demikian? Karena tiap sekolah sama seperti murid yaitu memiliki ciri khas yang berbeda. Selain itu SDM dan SDA sekolah juga harus dipertimbangkan sebagai salah satu nilai rujukan pembentukan visi sekolah.

BAGJA akan membuat analisis langkah pembuatan visi menjadi lebih tertata hingga terjadinya aksi. Maka dari itu kami akan terus mengasah kemampuan ini dalam membuat BAGJA sebagai acuan utama untuk progres visi sekolah kami.

Ternyata selain visi ada yang paling sulit pada materi ini yaitu menungangkan gambaran siswa dimasa depan dalam bentuk gambar nyata dan Alhamdulillah saya bisa dengan menggunakan aplikasi canva berikut gambarnya :











Aksi Nyata Menyusul :







Komentar

Postingan Populer