Waktu dan Pembelajaran Hidup



Te ngateh maleh ngasteteh, begitulah salah satu kata-kata yang penuh makna dari petuah Madura. Jika artikan kurang lebih menjadi hati-hati agar berhati-hati. Kaitan yang luar biasa antara waktu dan pembelajaran hidup terhadap berhati-hati ini.

Mari kita mulai dengan waktu, waktu akan menjadi dingin dan bisu jika hati kita terlalu sepi. membuat dialektika kita dengan Tuhan menjadi hampa apalagi dengan sesama manusia dan sebaliknya.

Disanalah pusat berfikir kita agar bisa belajar dari hidup kita. Kebermaknaan itu akan tumbuh dalam pembelajaran dengan waktu yang cukup untuk membawa kita pada level kebahagiaan.

Waktu dan pembelajaran hidup akan bertemu dalam kebahagiaan. Kebahagiaan bukan datang dengan sendirinya, jujurly kata bahagia akan bisa kita pakai dalam hidup jika kita membuatnya lebih bermakna. Bagaimana membuatnya seperti itu?

Banyak sekali cara  untuk membuat sketsa kebermaknaan ini kita tuju. Ingat ini hanya sekedar sketsa, biarlah Alloh yang tentukan. Tugas kita hanyalah berusaha. 

Baik, salah satu sketsa terbaiknya adalah menempatkan kita dalam posisi dimana kita sebagai manusia bukan hanya sebagai benda yang dianggap karena "butuh" saja namun "harga".

Bisa kita Artikan "Carilah tempat dimana kamu dihargai bukan sekedar dibutuhkan". Sebagai manusia kebutuhan akan posisi "dianggap" ini pastilah menjadikan ketenangan. Jika kita sudah dalam posisi tenang makan rasa berhati-hati secara otomatis menggerakkan kita untuk bahagia.

Waktu dan pembelajaran hidup akan terus beriringan menemani perkembangan kita sebagai manusia. Apakah akan menjadi baik atau sebaliknya. Maka dari itu "jangan lupa untuk menjadi baik" Barokalloh



Komentar

Postingan Populer