Koneksi Antar Materi Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak





PERISTIWA

Ketika awal mempelajari modul 1.1, Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Saya pribadi sangat tertarik dengan definisi Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, yaitu : Pendidikan sebagai penuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Setiap anak mempunyai kodrat alam dan kodrat zaman. Dua hal inilah yang paling menarik bagi saya dan banyak merubah pola pikir saya dalam dunia pendidikan.

Kemudian ketika mempelajari modul 1.2 tentang nilai dan guru penggerak, di sini saya menemukan pencerahan lagi. Masih di ranah pemberian layanan BK, bahwa nilai dan peran guru penggerak salah satunya adalah berpihak pada anak. Sehingga ketika kami memberikan layanan Bimbingan konseling, kita harus lebih memahami murid. Apa yang menyebabkan seseorang (dalam hal ini murid), melakukan sesuatu yang menyebabkan mereka harus dikonseling. Harus mencari penyebab dan akibat dari perbuatan mereka. Dan harus berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas.

Dua Filosofi tersebut sangat terkait dengan kegiatan saya sebagai guru IPA dan lulusan Sarjana Pendidikan Biologi, dimana lingkungan tempat tinggal mahluk hidup ini disebut ekosistem yang nantinya akan ada hubungan antar komponen ekosistem itu sendiri. Jika didalam ekosistem terjadi keselarasan dan timbal balik yang baik maka mahluk hidup didalamnya akan merasakan proses keseimbangan yang baik dan sebaliknya.

Sehingga kodrat alam yang berbeda akan menimbulkan perilaku, sifat, sikap dan motivasi yang berbeda berdasarkan lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat di mana murid itu tinggal. Sehingga saya sebagai seorang Guru harus bisa memilah informasi tentang kondisi murid dan membedakan perlakuan yang harus diberikan, sehingga murid tersebut bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Tentunya hipotesis kita adalah seburuk apapun kondisi lingkungan murid jika didukung oleh kodrat alam yang baik, maka murid akan mudah untuk mengubah perilakunya, atau hanya sedikit berubah dan sebaliknya.

Keterkaitan antara modul 1.1 dan 1.2, yang saya fahami sebagai berikut. Seorang Guru harus berfokus pada murid dan berusaha menggali potensi-potensi murid yang masih terpendam seperti teori gunung es, menebalkan kebaikan-kebaikan yang sudah ada dan mengarahkan menuju potensi terbaik Yaang bisa mereka raih. Seorang Guru sebagai guru penggerak maka harus memahami filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, seperti tujuan pendidikan (memerdekakan manusia, menjadikan manusia selamat dan Bahagia), filosofi tri rahayu (Hamemayu Hayuning Sarirom, Hamemayu Hayuning Bongso, Hamemayu Hayuning Bawono), filosofi Trikon (Kontinu, konvergensi, konsentris) , Filosofi Triloka (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri handayani), serta filosofi tringa (Ngerti, Ngeroso, Ngelakoni).



PERASAAN

Ketika berproses dalam mempelajari modul demi modul yang penuh kebermaknan maka saya benar-benar mendapatkan sesuatu yang luar biasa yang tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata. Jika selama ini pemahaman saya tentang filosofi Pendidikan KHD hanya sekilas namun ketika mempelajari dua modul ini saya mendapatkan informasi yang sangat penting sekali dalam hubungan saya dengan murid-murid. Sepuluh tahun yang lalu ketika saya mengajar di SMA TAMANSISWA Malang saya hanya sedikit faham tentang Filosofi Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri handayani namun kini langsung bisa mengkoneksikannya dalam bentuk yang lebih nyata dan menjadi guru yang menyenangkan juga dirinduka siswa. Terima Kasih untuk Semuanya.




PEMBELAJARAN

Sebelum belajar tentang filosofi Pendidikan KHD dan nilai serta peran Guru penggerak, saya hanya mempunyai pikiran, bahwa murid-murid seperti gelas kosong yang harus diisi penuh yang berasal dari saya sebagai pendidik, harus pintar dalam pelajaran yang saya ampu. serta saya memperlakukan semua murid dengan sama walaupun ada perbedaan perlakuan tetapi itu tidak mendasar. Namun kini saya berpikir, bahwa murid-murid sudah terisi wadahnya bahkan mungikin sudah hampir penuh dengan kebaikan dan keunikannya sendiri. Tugas saya sekarang adalah membimbing mereka sehingga yang sudah ada semakin baik dan bertambah baik. Serta bertugas menggali potensi yang masih terpendam untuk segera dimunculkan seperti seorang 'talent scouting’ yang mampu mempoles bakat-bakat terpendam peserta didiknya.




RENCANA KE DEPAN

1. Pengembangkan diri, maka saya akan mengikuti kegiatan-kegiatan yang akan menambah wawasan dan keterampilan saya sebagai pendidik dalam hal ini sebagai Guru IPA khususnya dan sebagai Pamong di Ekstra kurikuler SEL (www.scienceexpeditionlearning.com) umumnya secara mandiri apa lagi pendidikan diera digital seperti sekarang ini.

2. Mengadakan kegiatan bersama guru-guru lainnya dalam rangka pengembangan diri masing-masing dan berbagi kebisaan terutama dalam dunia teknologi untuk pendidikan.

3. Selalu merefleksi diri setiap kegiatan pembelajaran sehingga mendapat umpan balik baik dari murid maupun dari teman sejawat dan menuli dibuku catatan diri apapun kejadian aktual yang terjadi demi memperbaiki kualitas diri dan pembelajaran.

4. Berkolaborasi dengan guru-guru lainnya dalam rangka merencanakan program pembelajaran serta kegiatan sekolah lainnya. Berkolaborasi dengan guru mapel, guru BK dan wali kelas dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada murid.

5. Berkreasi dan berinovasi dalam proses pembelajaran, Karya Ilmiah Remaja, Penelitian Tindakan Kelas, SEL dan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya.

6. Memperlakukan murid sebagai insan yang berpotensi baik dan insan yang mempunyai hak untuk bergerak sesuai pilihannya dengan tuntunan yang baik dari para pendidik.






Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer